Friday, 21 December 2012

Bergerak Seperti Artis Yang Berpikir


Membangun sebuah organisasi bukanlah hal yang mudah, terlebih untuk menjadi pemimpin didalamnya. Untuk menjadi pemimpin kita butuh mengenal diri kita terlebih dahulu jauh lebih dalam dan melebihi apa yang orang kenal terhadap diri kita tentunya. Memiliki sebuah prinsip hidup yang kuat, konsisten terhadap tindakan dan ucapan, mampu berpikir minimal lima langkah dari petak yang dipijak sekarang, serta memiliki sedikit rasa otoriter dalam dirinya. Kenapa ku katakan memiliki sedikit rasa otoriter?
karena memiliki sikap yang demokrat saja tidak cukup, karena sikap demokrat hanya berjalan dalam waktu luang, sedang saat sempit otoriterlah yang dibutuhkan dari seorang pemimpin.

Aku menulis mengenai pemimpin ini bukan karena aku pandai dalam memimpin atau pandai secara teoritis mengenai kepemimpinan, bahkan aku sendiri tidak pernah menjadi pemimpin yang baik dan patut. Tulisan ini hanya menjadi curhatan aku terhadap para pemimpin, pemimpin yang mungkin sedang terjebak didalam ruang yang luas, namun ternyata ruang itu terkunci.

Terkunci membuat pemimpin tak mampu bergerak dalam ranahnya sebagai pemimpin, membuatnya hanya bergerak mondar-mandir seperti artis sinetron yang sedang akting berpikir. Terlihat serius memang, tapi hasil pemikirannya hanyalah mengikuti apa yang ditulis oleh sipenulis skenario. Pemikirannya hanya dipenuhi bisikan-bisikan orang lain yang ternyata sedang mengendalikan sipemimpin yang sedang terkunci. Sebagai manusia kita memang membutuhkan orang lain untuk bertukar pikir agar pemikiran kita bisa menjadi lebih maju dan matang. Tapi ingat, sipemimpin tersebutlah yang sedang terkunci, sehingga hanya dia yang tahu apa yang ada didalamnya dan apa yang bisa dimanfaatkannya untuk membantunya keluar. Bukan berharap angin surga yang dibawa setan bertopeng malaikat. Sejak kapan setan membawa angin surga, sedang setan sendiri sudah dilarang untuk memasuki surga.

Namun kau pemimpin, jangan juga hanya berpamer kuasa dan meninggikan busungan dadamu, lalu menakhlukan orang dengan kepandaian buaianmu. Memperindah tamanmu dengan bunga-bunga janji yang cantik berwarna warni, namun tak satu kupu-kupun yang mau hinggap ditamanmu.


No comments:

Post a Comment

Monggo komennya tak enteni loh :)