Thursday, 27 January 2011

Kamis 12 Agustus 2010 - Minggu 15 Agustus 2010

Hari itu, Kamis 12 Agustus 2010.

Kami  (Saya, Amar, Adin, Asri, dan Dedi) telah mengatur kegiatan kami untuk hari itu. Amar dan Adin ke stasiun senen untuk membeli tiket kereta api dan berangkat pagi-pagi supaya dapat tempat duduk, Saya dan Asri datang ke pengukuhan paskibraka JS 2010, dan Dedi? menyusul karena ada KP (kerja praktek) dari kampusnya *menyusul ke acara pengukuhan.

Menit dan jam telah lewat, dan entah kenapa jaringan telpon terasa terputus semua untuk hari itu (kamis). Yang membuat kami (Saya dan Asri) bingung, "pada kemana sih ini, ditelpon kok pada gak bisa, hrgggg..." kecemasan mulai melanda bagai berlayar ditengah badai *lebay

Alhamdulillah, Dedi akhirnya bisa dihubungi. Dan sesuai kesepakatan kita langsung menuju asrama Asri yang telah dijadikan meeting point, tetapi masih dengan kegamblingan mengenai tiket. Jam sudah lewat 6, buka puasa pun telah selesai. Iseng-iseng dan uji coba kami menelpon rumah Adin, Damn!!! but said Alhamdulillah, Adin dirumah, dan ternyata Hp nya mati dan dia terpisah dari Amar :(( Setelah itu baru Amar yang bisa dihubungin. Dan lebih syukur lagi tiketnya dapet duduk semua :D


Isya telah lewat namun kedua bocah (adin amar) belum juga muncul *macet mungkin. satu jam sebelum jadwal keberangkatan masih ada di asrama, "macet gak yah? semoga ngga" itulah kalimat yang ada dikepala kami (Asri, Dedi, dan Saya). Alhamdulillah, Amar datang dan disusul Adin. Dengan naik Taxi, langsunglah kami meluncur ke stasiun senen "alhamdulillah jalanan lancar" ucap kami hampir bersamaan, jadi nggak telat. Sampai di stasiun langsung mencari pintu untuk jalur selatan "JOGJA" *oh iya dari awal lupa yak ngasih tau kemananya :D sampai disana ternyata kereta masih persiapan dan nge-time sampai jam sepuluh kurang :(  *kirain bakal telat

inilah makhluk yang membuat kami bingung, karena dia teman saya harus menunggu di stasiun senen dari jam 9 pagi sampai jam 5 sore. *sabar ya, but thanks for your kindness :D

Oh iya, harga tiket kereta ekonomi ini kisaran Rp 35.000 dengan nama kereta  "PROGO"

Ini adalah perjalanan pertama kami (yang dilakukan bersama-sama) setelah kenal selama 3 tahun. Dan sengaja kami memilih bulan puasa agar mengirit biaya makan :D *tongpis coooy..

Jam 22.00 tepat kereta pun jalan *tuut.. tut... jegez.. jegez..., hhaahaaa...

Menikmati hembusan angin pertama ketika roda kereta telah berputar, dan lihatlah tampang-tampang lelah kami
Tokoh dikursi 1: Saya - Amar - Dedi
 
Tokoh dikursi 2: Adin - Asri

Malam sudah berganti fajar, ketika waktu sahur datang ternyata kereta sudah sampai di Cirebon, stasiun Kejaksan, "oooh kampung gw, apa turun disini aja yak" itu pemikiran gw, mudik - mudik ... heeee. Dasar ekonomi yah, jalannya lama banget. Sekitar jam 5 sudah sampai di stasiun ketanggungan, Brebes. lagi-lagi pengen turun karena ini kampung ibu gw. heee...

Matahari benar-benar telah terbit, seperti biasa keretapun berhenti disetiap stasiun yang kami lewati (ini masinisnya masih baru kali yah, jadi harus nanya ditiap stasiun, heeee... ). Tapi kali ini kami tidak ingin benar-benar hanya melewati stasiun yang kami lewati, mungkin karena nge-time yang terlalu lama juga, akhirnya kami berfoto-foto, heee... (lupa ini stasiun mana)


Entah sudah berapa stasiun kami lewati dengan rasa lelah, akhirnya sekitar pukul 07.30 kereta kami sampai juga distasiun lempuyangan, Jogjakarta. Dan kami malah jadi bingung, "nginep dimana nih kita?". Tapi untunglah punya teman banyak, ternyata saudara teman asri sudah menunggu disana *untuk mengambil titipan dari asri. Dan untungnya dia bisa memberi rekomendasi hotel yang murah (benar-benar murah) sehari tak sampai 100 ribu, padahal itu double bed (tadinya mau dua kamar, karena asri cewe. Tapi entah kenapa malah jadi satu kamar. tapi gapapa, aman semua). Dan inilah euforia kami ketika masuk ke kamar penginapan, Oh iya, nama hotelnya SUNARKO di jalan parang tritis tapi yang deket kotanya. Yang punya baik, kita nggak mesen breakfast tapi malah dikasih pas sahur dengan harga tidak berubah, terimasih ya ibu sunarko, saya sangat rekomended penginapan ini untuk teman-teman yang kantongnya cuma sedikit. kalo naik trans jogja turun dimuseum perjuangan atau SD percontohan, terus kalo kita berdiri membelakangin museum kita jalan ke arah kiri dan ikutin terus jalannya sampai belokan lampu merah, lumayan sih kalau jalan, tapi nanti ketemu hotelnya, disamping pasar. Kalau pagi keliatan pasarnya :)



Kemana yah? masa baru sampe harus tidur-tiduran doang di kamar? akhirnya saya sama asri memutuskan untuk melihat dunia luar, dan kita pergi ke arah lampu merah dan berlaga ala foto model disana, *jeprat jepret ... tak perduli pengendara motor dan mobil melihat, hahaaa...


Setelah sholat jumat dan tadarus kami memulai petualangan hari pertama dengan mengelilingi lingkungan penginapan kami, sambil memilih-milih dimana nanti kita berbuka puasa. Tapi ternyata hujan datang dan mengguyur semua yang sedang beraktivitas, berlarilah kita. Mendekat ke mushola dan ternyata magrib datang, Alhamdulillah ada warung nasi, dan murah sangat... :D



Perjalananpun kami lanjutkan ke alun-alun dan tempat lain guna menjadi inspirasi yang akan dikunjungi pada esok hari. Tapi entah saat sedang asik bermain di alun-alun hujan besar kembali mengguyur. Dan terpaksa mencari teduhan. Namun karena perut lapar akhirnya akhirnya memaksa kami untuk menacari warung untuk meneduh, karena hujanpun telah sedikit reda. Nasi kucing menjadi salah satu menu yang kami cari dengan berteman wedang secang. Tapi ada yang aneh, karena salah satu dari kami terlihat menjadi badmood, huh... gimana kalau sudah begini? biarkan semua tetap berjalan. Karena minoritas akan mengikuti yang mayoritas. Dengan kata lain semoga yang lagi bete langsung jadi ceria karena gak ada temen buat nemenin betenya. hehehe... *coba tebak siapa yang bete?

Tapi karena ternyata hujan yang terus tambah lebat telah mengelem pantat kami untuk bertahan diwarung hingga lewat jam 12 malam. Dan pemilik warungpun mulai menutup warungnya. Karena ternyata warung kami terkena banjir. Gak dijakarta aja ternyata banjir, fyuh...  Bingung kita mau kemana, pulang masih hujan, akhirnya hanya berdoa agar hujan lekas reda.

Setelah hampir jam satu pagi, akhirnya kami memutuskan untuk kembali ke penginapan. Berteman dengan hujan dan tak adanya kendaraan yang beralalu lalang membuat kami harus berjalan kaki ke penginapan yang cukup jauh. Tapi alhamdulillah, aman. Dan tidak lupa menggosok gigi membeli pecel ayam sebagai makan sahur kami.

Hari pertama-pun lewat bersama dengan puluhan jejak kami ditanah jogja beserta lembayaran al-quran yang kami baca (jalan-jalan tetap gak lupa buat ibadah, bulan ramadhan kawan:))
Merasakan terbebasnya dari aktivitas dan kebisingan kota jakarta dengan ditemani angin jogja membuat kami terbuai, terbuai dalam mimpi alias tidur :)  *gak lupa sebelumnya sudah beli makan buat sahur :)

"tok . ..tok .. tok . .  mas sahur mas .."
suara dari anak si pemilik penginapan, kami pikir hanya membangunkan, tapi kami disuruh ke ruang makan. Sudah disediakan makan sahur buat kami. Katanya kasihan, masih anak-anak, susah juga buat nyari sahur dijogja. Baik sekali si empunya :D
Azan subuh telah berkumandang, dan pagipun semakin benderang. Hari ini kami memutuskan untuk pergi ke pantai (tak perduli bulan puasa, main air itu keharusan :) Tapi Dedi nggak mau, dengan alasan sedang sakit. Dibujuk dengan bujuk rayuan setan-pun tidak bergeming, tetap bilang sakit. Yo wislah, kita tetep jalan, karena Dedi-pun tidak mempermasalahkan. Maaf ya Ded :(

Sebelum berangkat sudah pasti dan wajib kamera harus standby posisi on. Dan berfoto itu kewajiban (masalahnya kamera hanya satu, Amar doang yang bawa). Takjub alias kaget ngeliat ternyata samping rumah pasar membuat kami langsung berlaga sok pedagang, terutama si Amarudin (tapi dalam liburan ini yang paling banyak berfoto itu saya, entah kenapa jiwa narsis difoto saya muncul diliburan ini, padahal biasanya malu-malu bak pohon putra malu?) dan beramah tamah dengan wargapun tidak dilupakan. Lihat foto yang percakapan, Asri terlihat ngobrol sama ibunya, mungkin karena kerudungnya sama-sama merah, hahaa... :D



 Tanpa terasa buspun datang, lupa nomor berapa busnya, tapi yang pasti diatasnya tertulis kata-kata "Parang tritis", pertanyaan saya "loh inikan jalan parang tritis?" dan maksudnya adalah pantainya. Sebenarnya tarif ongkos dari tempat kami adalah 7.000 kata teman, tapi ternyata kami dikenakan 10.000, berbekal info saya tawar, tapi katanya mau lebaran. Ya sudahlah, lagipula kata dia sekalian tiket masuk? yang sampai pantai saya gak liat ada pintu loket ke pantai, masuk ya masuk saja.

Dan ternyata, wajarlah kalau minta sepuluh ribu, jauh banget ternyata ........
Tapi nggak rugi kok walau jalannya jauh, pemandangan sepanjang jalan sangat menarik soalnya. Sawah dan tambak (?) menjadi pemandangan yang unik. Setelah sekitar satu jam (?) kurang akhirnya kami sampai di pantai. SEPIIIII... (ya iyalah, inikan bulan puasa) dan kami berhasil menjadi pengunjung pertama.

Deburan ombak yang kencang membuat kami gila, gila untuk berenang (tapi nggak boleh), yang akhirnya dilampiaskan dengan berlari sepanjang pantai dan berfoto dengan tema-tema gila, tak perduli matahari yang terus menyengat. *PANASS

Dimulai dengan foto gila dengan mengkhayal menjadi sekawanan penculik yang hobi menyiksa tawanannya.


Tetapi karena kejahatan yang telah kami lakukan, kami harus menghadapi masalah, semedi untuk meminta petunjuk agar terbebas dari masalah kami lakukan, mengumpat dari penertib kejahatan, sampai berpura-pura tidak mengenal korban pun kami lakukan.


Akhirnya untuk menghilangkan perasaan bersalah kami, kamipun mengajak korban bersenang-senang, membebaskannya bermain dengan ombak dan pantai.Semua demi keamanan kami, *cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat, dan jenis tragedi itu semua hanya karena ketidaksengajaan. Terimakasih. hahahaa.... :D


Ide berfoto belum habis, dengan usul adin kita berfoto seperti film arisan (tapi saya gak pernah nonton, jadi gak tau kayak apa), dan ini dia fotonya .. 


Terik matahari mengalahkan kami, dan ketakutan karena haus pun menyerang dan memutuskan kami untuk kembali ke penginapan. Dengan memasang agenda kemana kita selanjutnya?

Setelah dari parang tritis kami memutuskan untuk ke berkeliling dengan naik becak dengan tujuan utama ke taman sari dan malioboro. Nah, permasalahan kembali ada, adin dengan alasan sakit karena pantai meminta untuk tidak ikut ke taman sari, tapi dedi yang tadinya sakit sekarang telah segar dan bersedia untuk ikut ke taman sari. Shift-shift-an ini dua bocah. hahaha...

Mengunjungi sebuah toko batik (namun gagal melihat proses pembuatannya karena memang sudah selesai prosesnya), berlanjut ke taman sari. Taman sari dulunya adalah tempat para raja dan permasuri serta selir-selirnya untuk mandi. Mereka mandi bersama namun kolam raja dan selirnya terpisah, dan saat prosesi mandi inilah si raja memilih selir mana yang akan menjadi teman tidurnya nanti malam. Prosesnya adalah raja naik kemenara dan melembar bunga, siapa yang menerima bunga itu maka dialah yang menjadi teman tidurnya, adil dan unik yah, hahaa... selain ditaman sarinya, kami juga mengelilingi keraton lama yang udah sangat usang, sudah tidak berbentuk malah. Yang membuat saya kaget adalah pada tempat tidur, tempat bertapa, dan madia untuk berkaca. pada tempat tidur selalu ada lubang dibawah seperti dapur jaman dulu, itu difungsikan sebagai tempat kayu bakar, jadi tidur raja akan terasa hangat ketika malam hari. Tempat bertapa juga demikian, diberi tempat kayu bakar, hal ini agar ketika raja bertapa tidak terganggu dengan suhu dingin. Kemudian medai berkaca mereka adakah air, airnya  ditempatkan dalam sebuah cawan.




Oh iya, tiket masuk ke taman sari ini kalau tidak salah Rp 3.500, sangat murah. Dan walaupun saat itu sedang puasa, pengunjungnya tidak sepi. Di taman sari ini, jika kalian naik becak biasanya abang becak mengajak mampir ke galeri lukisan. Bagus-bagusloh, tapi bagus juga harganya. :D

Puas dengan taman sari lanjut mencari musholah karena waktu ashar telah masuk. Dan mushola yang kami pilih adalah musholah didekat kraton yang sekarang menjadi tempat wisata (tapi nggak masuk ke kratonyanya, sudah sore. Selain itu kami sudah pernah masuk kedalamnya. Di kraton ini biasanya suka ada pertunjukan tari loh, dulu waktu pertama kali ke kraton ini saya melihat suguhan tarian jawa tapi yang menarikan orang luar alias bule. Keren... luwes sekali mereka. Tapi jangan salah, teman saya si Asri gak kalah luwes, karena dia juga penari tari tradisional dikampusnya.

Oh iya, dari tamansari kita lanjut ke monumen serangan umum 1 maret 1949 alias benteng Vredeburg. 

 
Selesai dari sini kami kembali dibawa tukang becak.. tahu kalian dimana? dengan berbingung-bingung ria kita melihat bahwa kita dibawa kembali kepenginapan. Dan terlontarlah pertanyaan "bang, kok gak ke malioboro? kan tadi sepakatnya diantar sampe malioboro tanpa pulang kepenginapan!" dan tahu apa jawabannya? "lah tadi gak kemalioboro? kan deket dari benteng" apeslah kita. Karena kasian akhirnya kami membayar ongkos dengan tarif pergi-pulang :( kalau tidak salah 50.000 harus kita bayar. Yang awalnya 30.000 :(( mungkin emang dari kami perantara rejeki mereka hari ini :) *untungnya satu becak berdua :D

Oh iya, wilayah dekat benteng ini selain nggak jauh dari malioboro, juga berada dikawasan kota tua-nya jogja. Diseberang monumen ini juga merupakan tempat nongkrongnya anak-anak mobil kota jogja. Nah, kalo siang hari suka dijadiin acara-acara. Kebetulan pas kami disana lagi ada acara dari kumpul bersama anak yatim. Lupa dari produk apa. Oh iya, monumen ini juga dekat dengan istana presiden yang dijogja, alias gedong agung. Megah sekali gedongnya. Secara umum terlihat sama denan istana merdeka dan istana presiden :)

Malam kembali datang, dan ini malam kedua dan malam terakhir kami dijogja. Kembali ke tujuan awal yang belum dipenuhi, yaitu malioboro. untuk membelanjakan uang kami yang tak seberapa.

Di malioboro kami terpencar. Saya dengan amar, asri denga adin, dan dedi? nggak tau kemana. Susah ini orang emang. ngilang mulu. walaupun dengan keyakinan yang bulat punya saya sama amar kita yakin dedi lagi nyari tugu jogja, dan setelah kita susul, benar dia menuju kesana. *geleng-geleng kepala... tapi kami tetap terpisah dengan adin dan asri, dan diketahui bahwa mereka pulang duluan karena adin sakit :(

Jogja dimalam hari terasa sangat indah, dan indahnya lagi tidak turun hujan seperti malam sebelumnya. Ditambah bendera negara tercinta ini "Merah Putih" banyak berkibar disemua sudut kota gudeg ini. Jadi inget sedikit lagi 17-an, harus cepat dijakarta untuk melihat pengibaran.



Malam keduapun usai dan ditutup dengan tidur nyenyak kami di pulau kapuk. Pagi bersambut, membuat rencana untuk memanfaatkan sisa waktu yang ada. Karena kereta kami datangnya sore (lupa jam berapa). Untuk mengisi sisa waktu kami memutuskan untuk ke prambanan, karena stasiun tidak akan terlalu jauh dari sana. Oh iya, di prambanan kami bertemu dengan teman amar yang memang lagi liburan di jogja *pantas amar maksa ke prambanan... ya ya ya.. hahaaa...

Menuju prambanan dengan trans jogja sebenarnya tidak memakan waktu lama dalam perjalanan, yang membuat lama adalah menunggu busnya. Selain itu juga selalu padat. karena ukurannya yang lebih kecil dari trans jakarta yang kita kenal. Nah karena kebosanan menunggu itulah akhirnya dedi menjadi korban kami. Korban tempat kacamata. hahaa....

Tapi (lagi lagi tapi)  karena keterbatasan dana setelah kami sampai prambanan kami memutuskan untuk tidak masuk kedalamnya, *mahal tiketnya :((


Matahari mulai tergelincir, sudah tahu bahwa transjogja sangat lama ditunggu dan sering penuh membuat kami memutuskan untuk ke stasiun lebih awal. Dan ternyata benar, lama banget :(

Walau akhirnya sampailah kami ke stasiun lempuyangan dengan kereta yang akan membawa kami pulang.


Dan sampailah kami dijakarta sekitar jam 2 (lewat) pagi dengan doa agar tidak terlambat kena imsak. Oh iya, jika pulang naik kopaja P20 harus diingat bahwa tarifnya akan naik beberapa kali lipat alias menjadi 10.000 perorang. fantastis!! hal ini disebabkan karna memang hanya bus ini yang terlihat. *untung waktu itu uang saya masih ada. dan sampai dirumah tepat setengah jam sebelum imsak. Alhamdulillah. Dan tanpa istirahat lagi kami harus bersiap-siap kembali ke rutinitas kami. Kuliah dan Kerja :(

Pertanyaan saya setelah perjalan ini adalah, kapan kita jalan bersama lagi? jangan sampai kejogja ini adalah perjalanan yang pertama dan terakhir bagi kita. amin. 


*waw.. panjang banget tulisannya :D

2 comments:

  1. pertanyaan dari saya adalah, kapan kita bisa jalan bersama lagi??

    ReplyDelete
  2. Waktu luang gw tahun ini cuma maret (start from the 2nd week). April - Juli gak bisa. Ayoo..

    ReplyDelete

Monggo komennya tak enteni loh :)