Minggu kemarin (20 Maret) adalah hari pertama kuliah setelah liburan (tapi temen-temen udah pertemuan kedua, lumayan bolos satu minggu, haaa..) ternyata eh ternyata, dosen akuntansi cewe semua, aduh.. suaranya gak nahan. Terlalu hemat, kayak ngehemat BBM karena harganya udah mahal.
Dosen pertama, suaranya halus, mungkin barisan pertama aja yang denger. kalo nerangin lama banget (buat ukuran dosen menurut gw). Huh.. cape nunggu jawaban. Tapi dia dosen "hebat" masuk kelas 15 menit sebelum jam belajar dimulai, membuat mahasiswa macu kecepatan perjalanan 120KM/langkah.
Dosen kedua, suara halus namun lumayan jelas. Ucapanya sangat jelas karena kata perkata dia berikan jedah, pemotongan kata selalu jelas. Tapi tetep aja watt buat suaranya kecil.
Minggu ini ceritanya ada presentasi dikelasnya, tau tidak tau kah kamu, para presentator dipotong materinya, walhasil mungkin cukup 10 menit untuk presentasi, karena dia juga menjawab semua pertanyaan. Kesempatan presentator buat jawab kapan yah Bu? sampai temen-temen geleng kepala.
Presentasi telah selesai, sekarang dia mencoba mengulas materi smester lalu, keberulan kelas saya gabung sama anak-anak ekstention dari D3, dan salah satu dari mereka ada yang bertanya (yang menurut saya itu sangat mudah, ampun ya Allah) mungkin karena sudah terlalu lama dia jadi lupa.
Entah kenapa, tumben ada dosen yang minta mahasiswa bantu jelasin ditengah penjelasan yang dia berikan. Saya coba membantu menjawab, namun si-penanya tetap tidak mengerti. Dan akhirnya,, saya disuruh maju kedepan, menggambarkan dan menjelaskan. Waw... baru kali ini menjelaskan pelajaran ke orang di depan kelas layaknya seorang dosen.
Suasana kelas kucoba ambil, GUGUP (gak parah sih.. ) suasananya beda dibandingkan pas kita presentasi. Tak tahu apa yang membuat berbeda. Suara terkadang tercekat, entah kenapa saya mencoba berbicara dengan pelan (intonasi) namun rasanya susah. mungkin karena ini benar-benar mengajari orang, bukan berbagi dalam presentasi. Susah sekali, Kita harus bisa menjaga emosi agar yang kita sampaikan menjadi jelas dan diterima dengan baik. Seketika itu saya baru sadar, BEGINILAH RASA MENJADI DOSEN, padahal yang saya lakukan hanya berkisar 10 menit, bagaimana dengan dosen-dosen kita? yang harus selalu menerima keluhan dan berusaha mencari jawaban yang mudah dimengerti, sebuah usaha yang tidak mudah, pantaslah mereka adalah orang-orang yang memiliki tugas mulia, memuliakan negera dengan memandaikan penghuni negara ini.
Terimakasih Kepadamu Para Pemulia Bangsa
No comments:
Post a Comment
Monggo komennya tak enteni loh :)