Friday, 27 January 2012

Telur Cicak (Jakarta)

Tawa dan tangis adalah teman hidup, karena keduanya adalah bagian dari peng-ekspresian diri terhadap segala sesuatu yang dialami. Namun tawa dan tangis jelaslah berbeda, teman-teman pasti tahu jelas perbedaan itu apa. Tapi untuk saya ada sebuah perbedaan yang mendasar yang berkaitan dengan kehidupan sosial yang berasal dari kedua kondisi tersebut. Tawa adalah bahagia, walaupun itu hanya berlangsung beberapa detik. Ketika saya mendapat kabar bahagia, saya akan tersenyum dan mungkin tertawa jika melihat hal kecil yang cukup menggelikan untuk saya. Membagi kebahagiaan kepada teman bagi saya (pun kalian saya yakin) pasti akan meningkatkan rasa dari kebahagiaan itu. Kenapa?
karena jika kita memendam kebahagiaan itu sendiri pasti bahagia itu akan mudah lenyap, karena kita tidak akan mampu untuk mengekspresikannya jika kita menyimpan kebahagiaan itu untuk diri sendiri atau tidak ada teman untuk berbagi. Karena rasa sepi akan muncul setelahnya. Tidak sama halnya dengan kesedihan yang telah membuat tangis kita terpecah (walaupun tangis itu sangat bermanfaat untuk mata), jika kita menyimpan tangis itu untuk diri sendiri atau berbagi dengan orang lain maka rasanya pasti sama, karena untuk mengurangi kesedihan adalah murni dari setiap pribadi itu sendiri, karena teman curhat hanyalah bisa mendengar dan ber-empati serta memberikan solusi-solusi yang tidak akan berjalan jika kita tidak menjalankan solusi tersebut dengan penuh yakin, yang ada malah tambah sedih. Yang ada malah teman kita akan menjadi sedih juga, ya kan? Itulah opini saya tentang senang dan sedih, maka dari itu marilah kita buka tawa teman kita dengan kebahagiaan dan kisah lucu yang kita miliki. Jangan dijadikan sebagai  tempat curhat berantem gara-gara pacar terus...... ok! kasian juga kan temannya kalau harus jadi kambing congek. Sekali-kali jadiin teman sebagai burung beo yang bisa mengikuti kebahagiaan yang kita miliki atau hal lucu yang pernah terjadi.

Karena itu, saya lanjutkan kisah konyol ketika saya kecil ketika baru menjadi tersangka penambah padat Jakarta :D

Ini kisah iseng yang benar-benar jahil yang mungkin tidak mungkin kalian lakukan namun saya lakukan
bersama sepupu saya dengan korban kakak saya. Kejadian terjadi pada malam hari sekitar pukul 01.00 pagi, ketika semua orang dirumah sudah tenggelam dalam mimpi. Saat itu kami lapar namun tidak menemukan makanan apapun, walhasil pikiran isengpun menyusup sehalus bisikan setan yang tak pernah kita dengar namun terlaksana (sepertinya ini juga dari setan, haaa.... *setan selalu jadi kambing hitam atas kesalahan manusia, maaf ya setan. padahal semua itu berasal dari pemikiran kita sendiri). Berlaga seperti ilmuan dengan pemikiran "apakah orang tidur merasakan lapar?", kami melihat kakak saya tertidur pulas dengan mulut sedikit menganga (sedikit banget loh, gak lebar). Tiba-tiba kami melihat lubang di dinding, tan tau ada apa? TELUR CICAK.... kompaklah kami tertawa cekikikan tanpa suara. Kami ambil satu perlahan telurnya dengan hati karena takut pecah. Beberapa telur kami ambil, dan kami pindahkan sarangnya. Ke ........ tebak kemana. Yup! ke mulut kakak saya. Satu telur kami letakkan secara perlahan. Dia tidak bangun. Kebo bangetttt ... dua telur kami letakkan. Tidak ada geming sama sekali, pun dengan mulutnya. Seperti bayi yang pasrah disuapi apapun (tapi bayi juga nggak senurut itu yah..). Beberapa detik kami diam dan tunggu reaksi si korban, tenang dan adem ayem, berbeda dengan kami yang merasa deg-deg-an, "bagaimana kalau mulutnya bertambah menganga lebih lebar? menggelindinglah itu telur-telur cicak". Tapi lama-lama kami kasian sama telurnya (bukan korbannya yah), takut dicari ibunya atau pecah. eh... kayaknya ada yang pecah sih, satu butir saat prosesi pengembalian ke asalnya :D. Percobaan pertama selesai dengan tawa. Tapi yang namanya ilmuan nggak pernah kan cuma ngelakuin satu kali percobaan? akhirnya kami mencoba yang lain, GARAM, ya garam. kami ambil garam bata terus dipotong kecil lalu kami ikat dengan benang. Dan kelinci percobaanpun masih tetap kakak saya. Maaf yah :D, kami bawa dan kami dekatkan dengan hidungnya. Apa yang terjadi? Ternyata orang tidur tanpa sadar bisa mencium aroma-aroma yang ada disekitarnya. serius. Tau apa respon kakak saya? tanpa sadar hidung dia mengendus-endus (gak enak banget ya kata-katanya, tapi emang ngendus-ngendus kenyataannya, hehehe..) terus tiba-tiba seperti ikan dikali yang lagi dipancing tapi pancingannya ngegantung diudara terus ikannya loncat-loncat. Mulut kaka saya menganga mengarah ke garam tersebut. Untuk beberapa saat kami jadikan mainan keisengan ini. Ketika kami jauhkan garamnya, kakak saya kembali tidur tenang. Tapi pas didekatkan langsung merespon. Tapi lama-lama kakak saya terbangun dan bingung melihat saya dan sepupu yang ada didekat dia. Untung dia tidak melihat sipancingan garamnya, tapi besoknya kami ceritakan kekonyolan kami ke korban. Hahaha....


Ini adalah permen telur cicak, disebut permen telur cicak karena bentuknya yang seperti telur namun kecil seperti milik cicak. Dan menjadi permen favorite saya ketika dikampung  (fr. google)
Nah, kalau ini telur cicak asli. Sebesar inilah telur cicak yang saya jadikan bahan percobaan, besar kan? tidak terbayang kalau ini adalah telur cicak. Cicak selalu memanfaatkan celah disekitar rumah. bahkan dicelah setrikaan yang rusak (pengalaman)  (fr. Google)

Dengan korban masih kakak saya (entah sudah berapa kali dia jadi korban kejahilan saya dan sepupu saya). Dengan kondisi sedang tidur (korban) dan dengan jam yang selalu sama, jam satu pagi. Tiba-tiba muncul niat iseng. Ketika tidur kakak saya terkadang tidak bisa anteng, tangannya selalu jelalatan seperti cacing yang terkena panas. Akhirnya ide iseng yang muncul adalah, MENGENAKAN SENDAL ditangan kakak saya. Dan apa yang terjadi sudahlah tertebak. Kakak saya mengelus-elus wahahnya dan tubuh lain ketika tidur dengan sendal (sendalnya lumayan bersih loh ya, lumayan). hehee.... tapi karena kasian akhirnya kami lepas dan kami tinggal dengan tawa yang tanpa sadar tante saya terbangun. Dengan interogasi ke-esokan harinya. Tau apa interogasinya? kami dikira nonton kejadian porno alias ngintip. The word of Apes ..


Salah satu permainan ding-dong, dan ini salah satu permainan yang saya benci. Karena permainan ini membuat kakak saya selalu ketagihan untuk bermain. (Fr. Google)
Nah kisah ini adalah tentang ke .. (bingung bilang konyol atau kepolosan), masih bersama sepupu saya namun tanpa korban. Ketika saya kecil, permainan yang tenar adalah DING-DONG. masih ingat kan? biasanya din-dong ini adanya di mall-mall. Walaupun ding-dong ini tenar, tapi tidak tenar dikehidupan saya. Sama sekali nggak pernah menyentuhnya, paling kalau ke mall main bom-bom car. Nah ceritanya sepupu mengajak saya ke mall untuk main ding-dong, tapi saya bilang nggak bisa dan takut ketahuan tante, yang ada kena interview eksklusif lagi. Tapi sepupu saya maksa, mau nggak mau ya berangkatlah kami. Tapi, memanglah perbuatan kami tidak direstui oleh Yang Maha Pemberi Ide, ditengah jalan hujan.Byurrrr deras. Karena kami berjalan kaki ke mall maka kami kehujanan (jarak rumah ke mall hanya kisaran tiga ratus meter). Berteduhlah kami selama hujan masih turun. Tapi kenapa tidak berhenti-henti? takut terjadi pengerahan tim pencari orang hilang kami akhirnya berhujan-hujanan pulang dengan memikirkan alibi darimana kami pergi dan kehujanan. Didekat gang rumah ada warung yang buka, akhirnya kami mampir dan beli jajanan, permen. Dengan harapan ini menjadi alasan terbaik. Karena menurut kami ini cara terbaik (terbaik dari pemikiran si bocah yang masih ingusan). Sampailah dirumah dan interview eksklusifpun tidak terelakkan. Dengan dingin-dingin ria baju basah, terbongkarlah semua. Ya iyalah, mana ada orang tua percaya, pergi kewarung yang jaraknya 50an meter sampe sejam lebih dan kehujanan. Padahal kalo jajan pasti lari ngibrit karena takut uangnya udah nggak laku pas sampe warung. haaaa.....  Alasan saya tidak mau bermain mainan seperti ini (PS, SEAGA,NINETENDO, dll) adalah karena satu alasan "TAKUT KETAGIHAN" dan kadang masih berlaku sampai saya SLTA :D


Apa lagi yah, sepertinya tingkat kekonyolan saya secara perlahan menghilang ketika dijakarta. Apalagi setelah sepupu saya pulang ke kampung karena sekolahnya sudah masuk (yang mau sekolah dijakarta cuma saya soalnya). Terus terkikis sampai menghilang hanya meninggalkan bekas yang hapir tidak terlihat (kayaknya). Buat teman yang kenal, nyangka nggak sih kalau kecil saya sekonyol ini?

Waktu pertama sekolah dijakarta saya merasa di dunia lain. Kenapa? karena saya tidak tahu kalau dijakarta jika kalender berwarna merah atau hari minggu sekolah libur. Diotak saya adalah, mungkin disini hari jumat liburnya (entah darimana asal pemikirannya). Terus, suka bertanya "apakah kalau dijakarta 1+1 itu 2 kaya dikampung?", terus "apakah kalau geleng kepala itu artinya nggak dan anggung artinya iya seperti dikampung?" itulah pertanyaan-pertanyaan bodoh pertama saya ketika dijakarta, padahal pertanyaa saya itu jawabannya sangat bersifat universal. Di luar negeripun kala 1+1 ya dua dan kalau tanggal merah ya libur. haaa... :D

Sekedar pesan, jika teman-teman membaca cerita tingkah konyol saya yang menghasilkan seorang korban, mohon tidak diikuti. Karena saya sadar, membuat kesenangan dengan menjadikan oranglain korban adalah tidak baik :D



Selesai .

No comments:

Post a Comment

Monggo komennya tak enteni loh :)