Thursday, 19 January 2012

Cirebon (terselip diriku) Jaman Dulu

Mendadak ingat kampung, Cirebon. Seperti apa ya jaman dulu?  gara-gara lintasan pikiran tentang cirebon jaman dulu akhirnya gw cari di internet, cukup mudah (walau gak semudah nyari Ngayogyakarto), daripada nanti pas gw kepengen liat malah susah buat nyari, akhirnya gue putusin buat ngerepost hasil temuan gw yang sumbernya dari kaskus (dan si kaskus bersumber dari sebuah blog http://cerbonan.wordpress.com/cirebon-tempo-doeloe/ dan sumber lain yang nggak tercantum, seperti multiply *emang nggak dicantumin disananya cuma ketauan dari potonya)

Cirebon (deskripsi dari otak gw), sejak gw lahir dan (buat beberapa waktu) dibesarin di Cirebon banyak cerita yang gw dengar tentang Cirebon yang kadang "lucu" menurut gw. :)
Asal kata Cirebon yang bersumber dari cerita orang tua dan orang tua lainnya berasal dari kata "Cai" dan "Rebon" (ketika menulis ini gw belom pernah baca sama sekali babad leluhur alias sejarah Cirebon, jadi maaf ya kalo ada yang pernah baca dan beda. maklumlah, ini sekedar dari ingetan yang mulai terkikis). "Cai" berasal dari bahasa sunda, dengan arti "AIR", sedangkan "rebon" artinya sama sampai sekarang seperti yang kita kenal, yaitu abon (?) yang spesifikasinya lebih ke udang.
Jika digabungkan menjadi Air Udang. Kenapa dinamakan demikian? karena Cirebon adalah daerah penghasil udang terbesar (?) yang sering diolah menjadi terasi dan abon (gw tau kalo cirebon itu kota udang pas kelas lima SD, itupun pas udah dijakarta. Parah ya gw, haaaa)

Oh iya, Cirebon ini berasal dari daerah kerajaan, yaitu kasepuhan dan kanoman. Dan merupakan kerajaan dengan ajaran islam. Induk dari kasultanan cirebon adalah kerajaan padjajaran. (maaf kalau salah).

Banyak (?) kenangan gw pas dicirebon, yaaa... walaupun itu hanya sekitar tempat tinggal. Salah satu momen yang masih gw inget adalah ketika maulid nabi kami sekeluarga selalu ke keraton Kanoman dan Kasepuhan. Gw gak ngerti kenapa kita harus kesana, yang jelas sepulang dari keraton selalu main karena disana pasti ada wahana komedi putar dadakan. Tapi sebanyak gw ngorek-ngorek ingatan gw tentang mainan ini, gw cuma inget satu wahana, dia adalah "Kincir angin". Dan mainan inilah yang membuat keadaan psikologis gw agak-agak buruk. Mau tau kenapa? singkatnya waktu itu dua orang sepupu gw kepengen naik kincir, walhasil ibu gw juga nanyain ke gw ma kaka gw dong "mau naik juga nggak?" karena gw gak ngerti itu mainan apa ya gw naik aja. Dan setelah naik kepanikan datang melanda gw sama kaka gw dengan porsi terbesar ada di gw. Tau kan rasanya naik kincir? jantung yang rasanya ketarik kuat-kuat. Yang bikin gw takut adalah itu kincir tinggi banget, jarak yang tadinya jauhnya naudzubillah keliatan parah *lebih tinggi dari yang di dufan gw rasa. Ditambah kondisi ternyata yang naik itu kincir cuma kita ber-empat, Dua sepupu gw dan kakak gw, dengan kandang terpisah jadi cuma berdua sekandang). Ketika sampai ujung puncak gw bangun dari duduk gw dan ngebuka pintu (coba bayangkan gw mau ngapain buka pintu), gw mau loncat. gw mau turun. gw gak mau ngerasain ketakutan itu lagi (untungnya sempet mikir "ah gila serem juga kalo gw loncat"), aksi loncatpun sirna dan gw duduk lagi dengan terus berteriak minta diberhentiin itu kincir. Tapi apa yang terjadi? kandang gw berhenti dipuncak lagi. Kincir diam, hanya tergerak karena hembusan angin yang sama sekali tidak menyejukkan yang mungkin bagi orang pacaran dibilang angin sepoi-sepoi. Setelah beberapa detik yang gw rasa seperti sejam akhirnya kandang gw bergerak turun dan sampai bawah, TAPI GAK BERHENTI. Kandang gw kembali beranjak naik, kesal juga gw, itu operator ngerjain gw kali yah. apa teriakan gw buat minta turun terdengar seperti tawa riang yang gak kepengen turun? (pengen gw pites rasanya itu operator). Akhirnya setelah itu baru kincir gw berhenti dan gw turun dengan lemas tanpa pingsan. Kalian tahu apa yang terjadi pada saya setelah tragedi ini? Terjun tanpa payung setiap hari, terjun dalam sebuah ketinggian tanpa puncak dan dasar yang bisa gw liat, karena semua abu-abu. Semua itu terjadi dalam mimpi dan terus terjadi berhari-hari tanpa henti dalam setiap mimpi. Dan mimpi itu terefleksi dalam tubuh, tubuh gw gak pernah diam ketika tidur pas mimpi itu datang. Dan gw sadar kalau itu adalah mimpi. Tangan menggenggam erat apa yang ada dikasur, kaki terhentak-hentak ngalahin penabuh bedug dimesjid. RUSAK. Itulah gw saat itu, sampai ayah gw dulu selalu stanby buat bangunin gw kalo mimpi itu datang, tapi gw gak pernah cerita mimpi apa itu. Dan imbasnya masih mengikut sampai sekarang. Mungkin traumatic yang berlebihan. *pengen gw tendang rasanya trauma ini. Setelah mimpi-mimpi ini perlahan menghilang, saat itu juga gw kehilangan ayah gw :(, sekarang pas udah gede gw iseng, nyari-nyari apa arti mimpi terjatuh tanpa dasar. Dan inti dari artinya adalah gw bakal kehilangan semuanya, dan ternyata itu semua memang hilang diawali dengan perginya ayah. Tapi gw tetap bersyukur karena Tuhan selalu menemani kami sekeluarga :D. Alhamdulillah ya allah.


o'ow.. maaf kepanjangan upilnya :D

Cirebon, gw tau sudut cirebon lebih banyak pas mudik akhir-akhir ini. Karena mudik kali ini gw jalan-jalan sendiri ke dunia luar (berasa bolang dikampung sendiri).

Oh iya, ini dia photo-photo jaman dulu yang berhasil gw sedot.

Bank Indonesia
Cirebon Pabean
 
Kantor Pos dan Telegram

Karesidenan Tangkil
sekarang Gedung Negara Bakorwil Cirebon

Pabrik Rokok BAT

Oranje Hospital
  atau sekarang RSUD Gunung Jati Cirebon.

Oranje Hospital atau
sekarang RSUD Gunung Jati Cirebon.

Lapangan Kebumen

Prapatan Kedjaksan

Pasar esuk yang sekarang menjadi Pusat Grosir Cirebon (PGC)
Ini adalah salah satu tempat yang pada masa sekarang udah pernah gw datengin, jauh banget dari bangunan dulu. Sekarang bertingkat dan lebih berjubel pedagangnya.

Stasiun Kejaksan
Ini stasiun masih beroperasi sampai sekarang, ini stasiun untuk kereta-kereta bisnis eksekutif. Baru sekali mampir di stasiun ini

Stasiun Perujakan
Stasiun yang ini fungsinya buat kereta-kereta ekonomi dan masih beroperasi sekarang, sama seperti stasiun Kejaksan, baru sekali juga mampir disini.

Villa karang anom, sekarang menjadi mall (Grage mall?)
Kalo iya ini grage mall sesuai tebakan gw, kata-kata gw adalah "sayang baget ini gedung hilang". Kemegahannya harus diganti dengan gemerlap mall.
Lukisan Taman Sari Sunyaragi
Taman Sari Sunyaragi. Ini adalah foto sekarang (setelah tidak digunakan). Terbengkalai sekali rasanya bangunan ini, padahal jika menilik lukisannya sangatlah indah, lebih cantik dari tamansari Ngayogyakarto

Nah, ini adalah balaikota-nya cirebon. Dari dulu sampai sekarang bentuknya tidak terlalu banyak perubahan. Walaupun sekarang sudah tua, tetap terlihat gagahnya.

Ini adalah kereta kencana Paksi. Kereta ini sekarang disimpen di museum keraton. Ini adalah salah satu kereta kencana favorite gw walau tampak nyeremin. Dulu waktu kecil selalu mampir kalo sama orang tua diajak ke keraton (masih banyak lagi loh kereta yang lain).

Ini adalah macan ali, lambang cirebon tempo dulu. Dirumah (yang dulu) juga ada, cuma gak tau sekarang pergi kemana.


Pintu Keraton (gak tau kanoman apa kasepuhan) oh iya, Kanoman sama Kasepuhan itu deket-dektan letaknya.

Pantai. Gw sempet nanya, kok cirebon banyak udang? emang deket laut? itu pertanyaan kelontar pas SD. Dan ternyata cirebon itu emang kota pinggir laut. Kalo dari kampung gw yang digunung, terus nanjak sedikit, laut cirebon pasti kelihatan. Bisa disebut juga gunung bintang ya (kaya dijogja, heee...) Kalo malem kelap-kelip lampu rumah kata sepupu. Gw sendiri belom nyobain, gak pernahada temen. Karena kudu naik motor dan sudah masuk desa orang.

Alun-alun cirebon. Kalo gw nggak pindah ke jakarta, mungkin kaki gw udah nginjek-nginjek rumput dialun-alun ini buat tugas. karena alun-alun ini masih berfungsi sampai sekarang.

Bendera Cirebon jaman dulu, sebuah perisai yang diapit dua singa/macan putih. Patung dua macan putih ini juga masih ada di kraton.  Tebak mirip bendera apa??


Itu dia foto-foto yang menggambarkan kondisi jaman dulu. Sejadul apapun foto jaman dulu pasti membuat kita kepengen masuk ke lorong waktu buat ikut ngerasain suasananya, walaupun sudah dapat dipastikan ketika sudah sampe masa lalu (seandainya iya bisa pake lorong waktu) pasti gak bakal betah. Wong sekarang hidup sudah enak dengan banyak fasilitas, pasti butuh kekuatan ekstra buat bertahan dimasa lalu.

No comments:

Post a Comment

Monggo komennya tak enteni loh :)