Tuesday 10 January 2012

Dia Datang Karena Waktu

Kamu tahu hal apa yang datang karena waktu? hmmm... salah bukan waktu, karena semua yang kita lakukan dan kita dapat didunia ini datang seiring berjalannya waktu. Mungkin kalimat ini lebih tepat (buat saya), "Kamu tahu apa yang datang ketika jiwa terus berkembang?"

From Google Image
Ketika raga terus berkembang, maka kebutuhan yang terlihat sangatlah banyak tapi mudah untuk dipenuhi karena memang terjual dimana-mana. Tapi kebutuhan yang diminta oleh jiwa sangatlah sukar untuk dipenuhi karena memang tak ada yang menjualnya. Ketika jiwa meminta, maka sistem barterlah yang terjadi, saling bertukar dan menerima tanpa sengketa setelahnya. Tapi untuk mendapatkan orang yang keinginannya sesuai dengan yang kita miliki (pun sebaliknya) sangatlah sukar, sesukar seorang yang ingin pandai berenang namun dia kurang mampu berenang, dan tenggelam adalah salah satu akibat yang harus diantisipasinya. Maka dari itu dia harus mengenal apa itu air.
Cukup kali yah pengantarnya, kembali ke pertanyaan saya. Sudah ada yang baca ini blog ga yah jawab?
Jawaban dari pertanyaan saya diatas, jika menurut saya itu adalah cinta. Ya, cinta. Semua orang akan berlomba untuk mendapatkan dan menikmatinya. Tapi, apa itu cinta? mungkin saya hanya ingin membahas mengenai cinta dalam kehidupan remaja. Saya tak ingin membahas cinta orang tua kepada anaknya, karena itu adalah mutlak cinta terindah di dunia.



Kenapa saya ingin membahas cinta, karena saya belum mengenal apa itu cinta. Kebutuhan, keharusan, atau pelengkap kehidupan, atau mungkin ....... *silahkan teman-teman tambahkan sendiri.

Banyak sekali pertanyaan saya tentang cinta. Bertanya apakah orang yang sedang berpacaran itu benar-benar memiliki cinta untuk dibagi (tapi saya tidak tahu definisi cinta yang saya maksud)? atau sekedar menjalin hubungan karena rasa tertarik atau kagum semata? atau malah hanya untuk pamer pasangan semata?

Mungkin pertanyaan-pertanyaan tentang cinta dan mungkin pula tidak mampu saya jabarkan dengan baik dalam tulisan ini muncul karena keraguan atas cinta itu sendiri. Apakah benar cinta itu ada? Kenapa ketika orang yang telah menyatakan saling mencinta bisa berubah menjadi saling membenci? kemanakah cinta yang telah mereka nyatakan? apakah hilang tertiup angin atau menguap karena terbakar panasnya matahari? lagi-lagi saya tidak mengerti.

Mungkin ini akan menjadi tulisan terpanjang saya untuk saat ini, karena saya tak mengerti apa yang sedang saya tulis dan mungkin teman-teman membaca bahwa tulisan itu terus berputar-putar dalam ketidakjelasan. Memang iya, saya terus berputar-putar karena saya berada dalam ketidakjelasan.

Mungkin teman-teman ingin tahu apa yang menyebabkan saya mempertanyakan si makhluk manis pahit (katanya) bernama cinta *apa rasanya yah buah yang manis tapi pahit? manisnya pakai monosodium pastinya.

Pertama, ketika saya jatuh cinta. Saya tak tahu itu jatuh cinta atau sekedar rasa suka atas kekaguman atas makhluk berjenis wanita atau sekedar nafsu belaka, atau bahkan sekedar memaksakan hati untuk jatuh cinta karena terpengaruh kawan yang telah memiliki cintanya (?).

Kedua, menurut saya, jika cinta adalah anugerah dan merupakan rasa terindah yang ada di dunia maka seharusnya jatuh cinta hanya kita berikan pada satu orang dalam satu waktu, tidak akan lebih. Bagaimana jika ada seorang kawan dari kalian atau saya yang harus menghadapi dua pilihan untuk dipilih satu, apakah yang terpilih itu cinta dan yang tak dipilih bukan cinta? sepertinya kita harus memperdalam pemahaman kita tentang cinta dan suka serta kagum. Agar kita tak dipusingkan dengan memilih satu diantara dua atau tiga.

Ketiga, saya setuju jika ada yang mengatakan cinta itu harus dicari. Mungkin memang harus demikian. Tapi jika ada yang terus berganti-ganti pasangan siapakah yang salah? cinta atau subjeknya? Kemana sajakah cinta yang telah dia temukan (katanya) sehingga dia harus dengan cepat menggantinya dengan cinta lain? apakah benar ada cinta didalam percintaan seperti ini? atau nafsu sajakah yang ada didalamnya? nafsu untuk terkenal sebagai orang pembagi cinta? Pertanyaan besar saya disini adalah, orang yang seperti ini, apakah dia memang dikejar cinta, atau malah mengobral cinta karena memiliki barang yang dapat dibarter bagitu banyak? tak mengerti.

Ke-empat, setujukah kalian dengan istilah yang mengatakan, "Cinta tak harus memiliki?". Jika teman-teman bertanya balik ke saya, saya tak tahu harus menjawab apa. Ketika kita harus mengalami cinta tak harus memiliki itu artinya memang kita belum menemukan pebarter yang memiliki kepentingan yang sama dengan kita. Tapi ketika hubungan itu telah terjalin dan terputus apakah artinya cinta itu telah hilang atau dikembalikan lagi? Adakah kesalahanan dalam kasus demikian? Apakah karena keteledoran kita dalam memberi cinta? atau terjadi karena nafsu semata? saya sangat tidak mengerti.

Kelima, pernah kudapati beberapa teman wanita yang menyatakan cinta pada saya dan saya tidak mengerti alasan mereka, mungkin karena cinta yang kita barterkan tidak cocok? karena memang saya melihat tidak adanya cinta. Sehingga prosesi barter itu hanya sekedar negoisasi panjang yang berujung ketidak jelasan atas kesepakatan. Karena memang saya hanya melihat sebuah pemenuhan atas desakan. Saya tidak mengerti kenapa orang bisa melakukan hal demikian.

Ke-enam, Memendam rasa atas cinta untuk orang yang dicinta. Apakah benar yang dipendam adalah cinta dan bukan ketertarikan semata. Sebenarnya, kapankah datangnya cinta?

Ketujuh, Banyak kita temui juga orang-orang yang kita kenal menemui cintanya hanya dalam waktu yang singkat dan sangat tidak memungkinkan. Jadi, kita yang mengejar dimana itu cinta atau cinta itu yang akan datang mengejar kita? tidak mengerti.

Kedelapan, Saya pernah memiliki cinta yang masuk kedalam kategori sesaat. Dan saya tidak mengerti kenapa hal ini terjadi. Tapi alasan saya dalam kasus ini adalah karena saya merasa kasihan terhadap dia yang kucinta karena saya tak mampu menjadi seperti yang dia minta, walaupun memang dia tidak meminta. Karena kata orang ketika kita cinta maka kita harus mengenal apa yang dia mau tanpa terucap oleh bibirnya, dan itulah yang saya lakukan. Disamping itu karena saya juga merasa kehampaan. Mungkin karena saat itu saya masih belum mengerti bagaimana memelihara cinta, sehingga harus saya cabut dan saya berikan ke orang lain. Karena walau tak mengerti bagaimana memeliharanya bukan berarti saya tidak menginginkannya hidup. Biarkan dia menjadi subur dengan dipelihara orang lain. Apakah kasus saya ini bisa masuk ke pertanyaan saya yang ke satu, dua, dan tiga? Karena saya juga merasa ketidak berhasilan saya memelihara karena saya ragus atas pupuk yang saya punya, apakah sekedar kagum atau memang cinta? sehingga tak tahu pupuk mana yang tepat.

Saya benar-benar merasa bodoh, karena saya sangat tidak mengerti itu cinta, atau karena pengharapan saya yang terlalu besar terhadap cinta?

Tapi cinta memang datang karena waktu telah datang, dan saya merasa cinta itu adalah sebuah kebutuhan yang harus saya dapatkan. Mendapatkan cinta yang saya butuhkan tanpa keraguan atau kegamangan. Walaupun saat ini saya belum bisa membedakan mana yang hanya sekedar tertarik semata atau memang saya telah jatuh cinta.

Tapi yang saya lakukan ketika bertemu keduanya, ketika kudapatkan entah itu cinta atau ketertarikan semata, ku akan terus pupuk agar itu menjadi cinta yang telah menjadi definisi saya, yang mungkin definisi itu akan terbentuk ketika kutemukan dia. Sekalipun itu bertemu karena sebuah perjodohan, karena saya memang pernah berpikir apakah sebaiknya kita dijodohkan saja, jika memang itu lebih baik. Memasrahkan semuanya kepada sang maha pencipta dan maha pengikat hati. Dan terus beriktiar mengenal apa itu cinta dan mencari untuk melihat cinta saya dimiliki oleh siapa, semoga proses barter itu terjadi dan dan terjaga tanpa hal yang berubah. amin.

Untuk teman-teman saya yang bertanya kenapa saya belum memiliki pacar, inilah alasannya. Saya tidak ingin menjadikan cinta sekedar pemenuh kebutuhan kehidupan sosial semata. Karena ku ingin menjadikan cinta sebagai pemenuh kebutuhan jiwa.


No comments:

Post a Comment

Monggo komennya tak enteni loh :)